Oleh Azwir Nazar*
Assalamualaikum Wr. Wb.
Program Sedeqah Pangan Ramadhan 1441 H merupakan program sosial Yayasan Cahaya Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan tiap tahun menjelang dan atau dalam bulan puasa. Tahun lalu program ini bernama “Pembagian Sembako” bagi dhuafa. Lalu dikoreksi dengan padanan kata yang lebih baik menjadi “Sedeqah Pangan Ramadhan”. Ada Gerakan dan ajakan gemar bersedeqah yang ingin kita susupi dalam program ini. Terutama dalam bulan Ramadhan yang mulia.
Hasil evaluasi tahunan Cahaya Aceh, ternyata program ini dirasakan manfaat paling langsung oleh masyarakat. Atas beberapa pertimbangan tersebut kemudian program ini dianggap strategis dan di rekomendasi untuk terus dapat dilaksanakan.
Hanya saja, tahun lalu kita memiliki sponsor dan kerjasama dengan Kafalah Indonesia yang didukung penuh oleh Hasene, sebuah NGO Internasional muslim Eropa yang berpusat di German. Sistem yang kita lakukan dengan cara mengumupulkan para calon penerima Sedeqah Pangan di kompleks Balai Cahaya Aceh di Aceh Besar. Penerima manfaatpun terbatas di 4 Kecamatan di wilayah pesisir di tambah beberapa dari Banda Aceh.
Relawan Cahaya Aceh setelah berkoordinasi dengan para kepala desa membagikan kupon kepada fakir dan yatim di tiap desa dan di undang ke Cahaya Aceh. Pada saat pembagian, para donatur sengaja datang untuk menyerahkan dan melihat langsung penerima manfaat. Alhamdulillah programnya berjalan sukses, walaupun orang orang yang datang membludak. Ada kesan seperti pembagian Sembako di masa rehap rekon dulu saat Aceh dihantam Tsunami 2004 lalu. Pengalaman tersebut sangat berharga sekali bagi keluarga Besar Cahaya Aceh.
Ramadhan ini sungguh berbeda keadaannya. Masyarakat dunia dalam 2 bulan terakhir dikejutkan dengan munculnya Covid19 yang oleh WHO yang ditetapkan menjadi pandemi menular dan mematikan. Negara maju sekaliber Amerika dan Eropa pun kalang kabut menghadapi virus Corona yang konon katanya pertama sekali ditemukan di Wuhan, China.
Di Indonesia, Pemerintah menetapkan status Darurat Sipil dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menghadapi Covid19. Sekolah dan kantor ditutup. Transportasi darat, hingga udara hingga penerbangan sipil dihentikan sementara. Akibat Covid19 ini bukan saja telah banyak jatuh korban jiwa mulai dari dokter, perawat dan masyarakat, namun juga telah mematikan roda ekonomi yang oleh pemerintah disebut terkoreksi tajam karena menurunnya aktivitas di berbagai sektor.
Anjuran dengan tagar #dirumahsaja telah menjadi keniscayaan untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Orang orang mulai dialihkan untuk Work From Home (WFH). Akan tetapi tentu hal demikian disatu sisi telah berimplikasi ke persoalan sosial lainnya. Terutama bagi para fakir miskin, anak yatim maupun para pekerja harian dalam membiayai kebutuhan sehari hari yang makin sulit. Mereka rasanya tidak mungkin terus menetap dirumah karena hari demi hari harus memenuhi kebutuhan hidupnya.
Situasi kekinian dan kedisinian diatas telah memantapkan Cahaya Aceh untuk mengambil peran melanjutkan program Sedeqah Pangan Ramadhan di situasi sulit begini. Ide awalnya hanya untuk beberapa fakir miskin dan yatim di lingkungan balai Cahaya Aceh. Karena kita tak mungkin mempu menyelesaikan semua persoalan yang ada atau menjangkau semua. Kita hanya belajar berbuat dan melakukan sesuatu! Mengingat sponsor tahun lalu juga terimbas Covid19 di Eropa. Malahan situasi mereka lebih parah seperti German, Italia, Spanyol Turki dan sebagian Eropa lainnya.
Namun, dengan niat bismillah, program ini mulai digulirkan. Targetnya pun tak muluk muluk. Kita buka donasi untuk semua yang ingin berpartisipasi melalui kampanye di media sosial. Dengan cara membuka kesempatan tiap orang berdonasi minimal 1 paket Rp. 200.000,- yang terdiri dari bahan pokok seperti beras, minyak, gula, telur, sirup, roti, kurma, dan lain lain. Semua orang boleh ikutan dengan cara mengirimkan donasi via Rek Yayasan Cahaya Aceh. Donatur boleh mengirimkan lebih dari 1 paket atau berapapun secara sukarela. Jadi tak mesti satu paket. Ada mahasiswa dan anak anak muda yang mengirimkan mulai Rp. 40.000,- atau Rp. 100.000,-. Kami sangat menghargai itu, dan yang membanggakan banyak anak anak muda yang ikutan program ini. Mereka menggunakan media sosial untuk saling memberi tahu sahabat kebaikan Cahaya Aceh yang lain. Semakin banyak yang ikutan maka akan semakin bagus, besar kecil donasi akan menjadi amal masing masing. Tercatat hingga 7 Ramadhan lebih 50 orang donatur ikutan. Ada juga beberapa ibu rumah tangga dan yang paling menakjubkan ada seorang anak usia 9 tahun bersama abangnya menyerahkan celengannya. Luar biasa!
Dalam situasi serba sulit sekarang, kami hanya menargetkan terkumpul Rp. 20.000.000,- (Dua Puluh Juta Rupiah) dalam waktu 2 Minggu. Namun alhamdulillah respon yang diperlihatkan sungguh luar biasa. Meski sudah kami tutup donasinya, tapi masih tetap ada yang mentransfer hingga 6 Ramadhan sudah mencapai Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah). Jumlah donasi yang terkumpul tersebut kemudian dikirimkan kepada para relawan yang sudah siap di daerah yang umumnya merupakan para guru di balai edukasi dan taman baca Cahaya Aceh. Atas dasar kepercayaan dan amanah yang diberikan itulah, kami menuliskan laporan pertanggungjawaban sekaligus ungkapan syukur dan terima kasih kepada para donatur yang telah ikut serta dalam program Sedeqah Pangan Ramadhan 1441 H Cahaya Aceh.
Disamping itu, mengikuti anjuran pemerintah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid19, maka segala aktivitas di Cahaya Aceh juga diliburkan. Padahal sebenarnya dalam bulan Ramadhan program tahfidz gratis sudah 2x Ramadhan diselenggarakan dan diikuti ratusan anak usia SD-SMA. Namun tahun ini dengan beberapa pertimbangan tidak diadakan.
Sehingga para guru dan relawan kita akhirnya juga pulang kampung. Hasil diskusi kecil dengan beberapa guru dan relawan bahwa dampak virus Corona ini sangat terasa di masyarakat bawah (grassroot). Maka kita menyimpulkan supaya penyalurannya juga di lakukan di Kabupaten/Kota. Tidak hanya di seputaran balai Cahaya Aceh. Dan para relawan dan guru di lapangan siap menjalankan dan melanjutkan pengabdian.
Mereka yang sudah mengabdi, mulai dari 3, 6 bulan hingga 1 tahun di Balai Edukasi Cahaya Aceh alhamdulillah sudah sangat teruji. Dedikasi, disiplin hingga totalitas pengabdiannya untuk umat. Yang lebih membanggakan lagi semuanya adalah anak anak muda. Mereka pun sangat bersemangat ketika program ini kita gulirkan ke daerah. Bermodal niat Bismillah dan semangat yang telah ditunjukkan selama ini dalam mengabdi di balai menjadikan kami sangat yakin bahwa program ini akan berhasil. Terus terang sesungguhnya para relawan yang tulus ikhlas inilah yang telah menjadikan Yayasan Cahaya Aceh menjadi salah satu lembaga teraktif di Aceh dengan berbagai kegiatan pengabdiannya di masyarakat.
Tentu saja walaupun demikian, kita senantiasa tetap memperhatikan kriteria para menerima sesuai amanah para donatur. Mulai dari kaum dhuafa, anak yatim, penyandang disabilitas maupun pekerja harian dengan ekonomi mencemaskan yang terkena imbas Covid19. Momentum pulang kampung para guru dan relawan ini pula seakan menjadi gayung bersambut sehingga penyaluran Sedeqah Pangan di Seluruh Aceh sukses dan insya Allah tepat sasaran kita laksanakan.
Selain menambah silaturahmi dan pengalaman para guru dan relawan, kegiatan di daerah tersebut juga mengikat hati para anak muda ini dengan masyarakat. Mereka harus kembali menjadi penyambung harapan dan cita cita mensejahteraan masyarakat. Terutama dengan kaum dhuafa dan anak yatim yang senantiasa mesti kita santuni dan perhatikan. Tidak saja program Sedeqah Pangan Ramadhan, tapi juga program program lain yang lahir dari buah pengabdian ini. Baik melalui Cahaya Aceh maupun komunitas lainnya.
Para guru dan relawan yang mayoritas sedang kuliah di Banda Aceh tersebut sekaligus dapat melihat kondisi sosial masyarakat di grassroot. Dengan begitu kita tak menutup mata dengan kondisi masyarakat yang begitu banyak miskin di negeri yang kaya akan sumber daya alam.
Menurut saya, para guru dan relawan ini pula sebenarnya yang paling mengerti Cahaya Aceh. Karena hampir semua dari mereka ini pernah mengajar dan mengikuti banyak kegiatan Cahaya Aceh. Mereka ini tidak dibayar, tapi justru suka bawa makanan untuk anak anak bila mengajar. Saya sendiri tak habis pikir dan tak dapat membalas kebaikan teman teman ini.
Jadi sebenarnya Cahaya Aceh telah menjadi milik mereka dan mereka akan lebih mudah mentransformasi informasi tentang CA ke masyarakat. Maka bila saya ingin awal mendirikan CA untuk menyalahkan lilin perubahan dan kemanfaatan, maka sepatutnya hal itu sudah mulai dilakukan oleh para guru dan relawan selama ini. Ya melalui langkah langkah sederhana dan terus berlanjut. Ada yang datang ada juga melanjutkan pengabdian di tempat lain. Tapi nilai nilai yang kita belajar bersama tentang ketulusan, disiplin, kerja keras dan bersaudara satu sama lain telah menginspirasi banyak anak muda untuk melanjutkan Gerakan ini.
Akhirnya, atas nama Cahaya Aceh, kami menyampaikan doa dan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang berpartisipasi, para donatur, guru dan relawan serta BMM Muamalat yang ikut berpartisipasi memberikan 20 persen tambahan dana dari donasi awal yang terkumpul untuk gotong royong bersama mensukseskan Sedeqah Pangan Ramadhan di era Covid19. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayangNya kepada kita semua dan memberikan balasan berlipat kanda di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Doa doa kita bersama dengan para fakir miskin dan anak yatim untuk diberikan keberkahan umur dan rezeki yang bertambah tambah dan diberi kemudahan untuk terus dapat bermanfaat bagi orang lain. Seperti yang diajarkan Nabi kita bahwa sebaik baik manusia adalah yang paling manfaat bagi yang lain.
Billahittaufiq Walhidayah,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Balai Cahaya Aceh, 7 Ramadhan 1441 H
*Founder Cahaya Aceh.
azwirchannel@gmail.com ig : @azwirnazar
Recent Comments